Ayat Hafalan:
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. (Yakobus 1:26)
Senin, 23 November 2015
ALLAH PASTI MEMENUHI KEBUTUHAN KITA
Filipi 4:10-20
Filipi 4:10-20
Setiap hari semua orang tanpa terkecuali dipusingkan oleh kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi sekarang ini semua harga kebutuhan pokok tidak ada yang murah, semuanya makin hari makin mahal. Yah...selama hidup di dunia ini memenuhi kebutuhan hidup, baik itu makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya, adalah hal-hal yang tidak dapat dipisahkan. Itulah sebabnya semua orang bekerja keras membanting tulang untuk dapat memenuhi setiap kebutuhannya.
Apa yang dikejar? Tidak ada kata lain, selain UANG. Semua orang pasti berpikir bahwa jika sudah memiliki cukup uang atau bahkan berlebih semuanya akan menjadi beres, hidup ini bisa tenang dan kebahagiaan dapat dirasakan. Benarkah?Kenyataannya tidak demikian, kita tetap saja merasa kurang dan tidak pernah terpuaskan seperti yang dikatakan Salomo, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya." (Pengkotbah 5:9a). Akibatnya pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran setiap hari; kuatir akan kebutuhan, kuatir akan biaya sekolah anak dan lain-lain. Alkitab menasihati, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34). Ada pun arti kata 'kuatir' itu sendiri adalah rasa takut, gelisah, cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Untuk bisa keluar dari kekuatiran Tuhan mengajarkan untuk kita untuk memprioritaskan perkara-perkara rohani terlebih dahulu. Tuhan berkata, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
Sudahkah kita menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup ini? Tuhan Yesus telah menebus hidup kita dengan darahNya yang mahal supaya kita diselamatkan. Tidakkah hati kita terketuk untuk membalas kasih-Nya itu? Nah, untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya tidak ada jalan lain selain kita mencari hadirat Tuhan setiap hari; setia merenungkan firman-Nya dan melakukannya; setia beribadah dan melayani Tuhan.
Apa yang dikejar? Tidak ada kata lain, selain UANG. Semua orang pasti berpikir bahwa jika sudah memiliki cukup uang atau bahkan berlebih semuanya akan menjadi beres, hidup ini bisa tenang dan kebahagiaan dapat dirasakan. Benarkah?Kenyataannya tidak demikian, kita tetap saja merasa kurang dan tidak pernah terpuaskan seperti yang dikatakan Salomo, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya." (Pengkotbah 5:9a). Akibatnya pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran setiap hari; kuatir akan kebutuhan, kuatir akan biaya sekolah anak dan lain-lain. Alkitab menasihati, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34). Ada pun arti kata 'kuatir' itu sendiri adalah rasa takut, gelisah, cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Untuk bisa keluar dari kekuatiran Tuhan mengajarkan untuk kita untuk memprioritaskan perkara-perkara rohani terlebih dahulu. Tuhan berkata, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
Sudahkah kita menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup ini? Tuhan Yesus telah menebus hidup kita dengan darahNya yang mahal supaya kita diselamatkan. Tidakkah hati kita terketuk untuk membalas kasih-Nya itu? Nah, untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya tidak ada jalan lain selain kita mencari hadirat Tuhan setiap hari; setia merenungkan firman-Nya dan melakukannya; setia beribadah dan melayani Tuhan.
“Ketika kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya, maka Dia akan menyediakan segala yang kita perlukan karena Dia adalah Jehovah Jireh!”
Selasa, 24 November 2015
Kamis, 26 November 2015
Orang-orang tidak menanggapinya dengan serius dan cenderung meremehkan ajakan nabi Hagai. Mereka enggan mendirikan Bait Suci lagi dan lebih suka mendirikan rumah mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada perkara-perkara rohani. Perkara-perkara rohani bukan lagi prioritas utama dalam hidup mereka. Apakah ini yang disebut dengan kemajuan rohani? Bangsa Israel telah mengalami kemunduran rohani yang teramat dalam. Pengalaman bangsa Israel inilah yang mendorong Rasul Paulus untuk mengingatkan jemaat di Galatia, "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!" (Galatia 3:3-4)
Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang percaya saat ini; semangat untuk melayani Tuhan sudah semakin kendor, padahal sebelumnya kita begitu berapi-api bagi Tuhan. Namun setelah semuanya berjalan dengan lancar kita mulai berubah. Hati kita mulai dingin! Kini perkara-perkara duniawi lebih menyita sebagian besar waktu kita. Kita tenggelam dalam kesibukan mengejar materi sampai-sampai waktu untuk bersekutu dengan Tuhan sudah tidak ada lagi, apalagi terlibat dalam pelayanan. Kita biarkan Bait Suci menjadi reruntuhan dan kita sibuk membangun dan mempercantik rumah sendiri. Tuhan berkata, "...tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19). Bukan berarti kita semua harus masuk sekolah Alkitab dan menjadi pendeta atau pelayan Tuhan penuh waktu.
Sabtu, 28 November 2015
Bila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjadi seorang yang taat, karena itu"...janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5b-6). Tetapi ketika kita mau taat kepada Tuhan, kita akan melihat pengalaman-pengalaman yang luar biasa bersama Dia. Seringkali kita tidak dapat melihat dan mengalami mujizat dari Tuhan oleh karena satu hal, yaitu kita tidak taat, karena mujizat justru terjadi ketika kita taat.
Adalah baik bila kita didoakan dan ditumpangi tangan oleh hamba Tuhan ketika sedang sakit, lemah dan dalam pergumulan yang berat karena ada kuasa Tuhan yang bekerja melalui penumpangan tangan tersebut. Namun Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengalami mujizat yang luar biasa bukan karena penumpangan tangan seorang hamba Tuhan; perkara ajaib dan dahsyat terjadi bagi mereka ketika mereka hidup dalam ketaatan. Juga Daniel yang dimasukkan ke dalam gua singa. Mereka adalah pribadi-pribadi yang taat. Selain menghasilkan mujizat yang luar biasa, ketaatan juga akan membuat seseorang memiliki kekuatan. Ia tidak akan mudah goyah, putus asa atau frustasi ketika berada dalam penderitaan dan ujian yang berat karena ia tahu kepada siapa ia berharap. Siapa yang tidak kenal Rasul Paulus? Meski didera ujian dan penderitaan yang berat karena memberitakan injil ia tetap berdiri tegak dan mampu bertahan. Dia berkata, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:31b, 35, 37).
Minggu, 29 November 2015
Bagaimana dengan Tuhan kalau Dia berjanji? Alkitab menyatakan bahwa "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya," (2 Petrus 3:9a) dan "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Karena itu jangan pernah ragu akan janji Tuhan. Ketika berada dalam pergumulan yang berat jangan pernah putus pengharapan. Pandanglah Tuhan Yesus dan pegang janji firman-Nya. Jangan melihat kepada berapa besar persoalan yang kita alami, tetapi lihat dengan mata iman betapa besar kuasa dan kemampuan Tuhan kita karena kuasaNya sungguh tak terbatas untuk menolong umat-Nya.
Kalau pergumulan doa kita belum juga beroleh jawaban, jangan kecewa! Sebaliknya tetap nanti-nantikan Tuhan dan praktekkan firman-Nya. Salah satu cara: carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang berkenaan dengan masalah yang kita alami, lalu berdoalah sesuai dengan janji Tuhan. Saat kita sedang bergumul dalam masalah ekonomi, pegang ayat ini: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19) dan perkatakan itu dengan penuh iman. Ketika kita sedang diliputi oleh rasa takut katakan pada hatimu, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekeaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Ketika kita sedang bergumul dengan sakit-penyakit pegang janji firman Tuhan ini: "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24b). Kuasa firman Tuhan itu amat dahsyat dan kekuatan janji firman-Nya sangat teruji. Oleh sebab itu peganglah teguh janji firman Tuhan, sediakan waktu untuk belajar dan merenungkan firman-Nya karena Tuhan ada di balik setiap kata dari firman-Nya.
MENGAKUI KELEBIHAN ORANG LAIN
Amsal 29:1-27
Amsal 29:1-27
Semua orang tanpa terkecuali pasti suka dipuji, dihormati dan juga dihargai oleh orang lain. Mereka tidak suka jika ada orang lain meremehkan, merendahkan atau menghina. Pujian terhadap seseorang itu sangat berarti, bisa membangkitkan semangat baginya untuk bekerja dan berkarya lebih baik lagi dari yang telah dikerjakan.
Jika seorang pemimpin perusahaan memuji pekerjaan salah satu karyawannya, si karyawan itu pasti akan makin bersemangat dalam bekerja dan berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaannya. Sebaliknya jika pemimpin perusahaan terus mencela dan memarahi karyawan, si karyawan bukannya tambah semangat tapi malah makin frustasi dan ogah-ogahan mengerjakan tugasnya karena merasa bahwa apa yang dikerjakan selama ini tidak dihargai. Jadi pujian dapat meningkatkan mutu atau kualitas pekerjaan seseorang. Tentunya pujian yang kita berikan bukan saja pada hal-hal yang besar saja tetapi juga untuk perkara-perkara sekecil apa pun, karena "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10a).
Pujian juga dapat membuka hati seseorang untuk menerima teguran atau kritikan dari orang lain. Sayang, tidak semua orang bisa memberikan pujian kepada orang lain. Hanya orang yang memiliki kerendahan hati yang mau mengakui kelebihan atau prestasi orang lain. Tanpa kerendahan hati, seseorang sulit memuji orang lain. Dengan adanya sikap rendah hati, kita bisa mengikis rasa ego kita, mau belajar dari orang lain dan bisa memberi pujian. Hanya orang yang rendah hatilah yang dapat memuji orang lain dan mengakui kelebihannya.
Mari kita belajar untuk menjadi orang yang rendah hati dan bukan lagi orang yang sombong, karena "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yesaya 2:11). Sebaliknya, orang yang rendah hati dikasihi oleh Tuhan. Pemazmur berkata, "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." (Mazmur 25:9).
Rabu, 25 November 2015
Jika seorang pemimpin perusahaan memuji pekerjaan salah satu karyawannya, si karyawan itu pasti akan makin bersemangat dalam bekerja dan berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaannya. Sebaliknya jika pemimpin perusahaan terus mencela dan memarahi karyawan, si karyawan bukannya tambah semangat tapi malah makin frustasi dan ogah-ogahan mengerjakan tugasnya karena merasa bahwa apa yang dikerjakan selama ini tidak dihargai. Jadi pujian dapat meningkatkan mutu atau kualitas pekerjaan seseorang. Tentunya pujian yang kita berikan bukan saja pada hal-hal yang besar saja tetapi juga untuk perkara-perkara sekecil apa pun, karena "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10a).
Pujian juga dapat membuka hati seseorang untuk menerima teguran atau kritikan dari orang lain. Sayang, tidak semua orang bisa memberikan pujian kepada orang lain. Hanya orang yang memiliki kerendahan hati yang mau mengakui kelebihan atau prestasi orang lain. Tanpa kerendahan hati, seseorang sulit memuji orang lain. Dengan adanya sikap rendah hati, kita bisa mengikis rasa ego kita, mau belajar dari orang lain dan bisa memberi pujian. Hanya orang yang rendah hatilah yang dapat memuji orang lain dan mengakui kelebihannya.
Mari kita belajar untuk menjadi orang yang rendah hati dan bukan lagi orang yang sombong, karena "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yesaya 2:11). Sebaliknya, orang yang rendah hati dikasihi oleh Tuhan. Pemazmur berkata, "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." (Mazmur 25:9).
“Milikilah kerendahan hati karena itu berkenan di hati Tuhan
dan ada berkat di dalamnya!”
dan ada berkat di dalamnya!”
Rabu, 25 November 2015
BELAJAR DARI KORNELIUS
Kisah Para Rasul 10:1-48
Kisah Para Rasul 10:1-48
Menjadi kesaksian bagi orang lain adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang percaya. Melalui kehidupan kita yang menjadi berkat bagi orang lain nama Tuhan dipermuliakan. Contohnya adalah Kornelius. Alkitab menyatakan, "Ia (Kornelius) saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah." (Kisah 10:2). Tidak hanya saleh dan takut akan Tuhan, Kornelius juga seorang yang murah hati, suka menolong dan memberikan banyak sedekah kepada orang lain. Kornelius juga tekun berdoa kepada Allah bukan hanya waktu-waktu tertentu, tapi setiap saat. Kornelius juga seorang yang tulus hatinya, tidak ada kepura-puraan dalam hidupnya sehingga ia memiliki reputasi yang baik di antara seluruh bangsa Yahudi.
Adakah yang kurang dalam diri Kornelius? Ada. Kornelius belum pernah mendengar nama Yesus dan belum percaya kepadaNya. Itulah yang kurang dalam diri Kornelius. Kedatangan Petrus ke rumah Kornelius setelah dijemput dari Yope membuka babak baru dalam hidupnya. Ketika berbicara dengan Kornelius Petrus tidak membicarakan hal-hal yang lain selain perihal Yesus Kristus karena itu sangat diperlukan oleh Kornelius. Kornelius perlu mendengar perihal kehidupan Tuhan Yesus, baik itu kematian-Nya, kebangkitan-Nya dari antara orang mati dan juga kedatangan-Nya kelak kembali, karena "...Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa peraya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." (Kisah 10:42-43).
Bukan saja Kornelius harus mendengar tentang Yesus Kristus, tapi dia juga harus percaya kepada-Nya dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Kesalehan manusia tanpa Yesus Kristus tidak ada artinya apa-apa karena "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Adakah yang kurang dalam diri Kornelius? Ada. Kornelius belum pernah mendengar nama Yesus dan belum percaya kepadaNya. Itulah yang kurang dalam diri Kornelius. Kedatangan Petrus ke rumah Kornelius setelah dijemput dari Yope membuka babak baru dalam hidupnya. Ketika berbicara dengan Kornelius Petrus tidak membicarakan hal-hal yang lain selain perihal Yesus Kristus karena itu sangat diperlukan oleh Kornelius. Kornelius perlu mendengar perihal kehidupan Tuhan Yesus, baik itu kematian-Nya, kebangkitan-Nya dari antara orang mati dan juga kedatangan-Nya kelak kembali, karena "...Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa peraya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." (Kisah 10:42-43).
Bukan saja Kornelius harus mendengar tentang Yesus Kristus, tapi dia juga harus percaya kepada-Nya dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Kesalehan manusia tanpa Yesus Kristus tidak ada artinya apa-apa karena "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
“Sudahkah kita bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat?”
Kamis, 26 November 2015
NILAI ALKITAB
2 Timotius 3:10-17
2 Timotius 3:10-17
Berapa harga sebuah Alkitab? Bervariasi, tergantung kualitas kertas dan cover-nya. Untuk Alkitab berbahasa Indonesia harganya tak lebih dari seratus ribu rupiah. Untuk mendapatkan Alkitab juga tidaklah sulit karena tersedia di toko-toko buku. Namun jangan sekali-kali Saudara menyamakan nilai Alkitab dengan buku-buku yang lain meski dilihat dari harganya tidak terlalu berbeda jauh. Isi alkitab sangat jauh bernilai dibanding buku yang lain karena Alkitab berisikan firman yang diilhamkan oleh Tuhan sendiri. Alkitab adalah pikiran Tuhan, kehendak Tuhan, isi hati Tuhan, dan apa yang Tuhan rencanakan bagi kehidupan manusia. Jika kita perhatikan, situasi dan segala peristiwa yang terjadi di dunia ini jauh sebelumnya telah dinubuatkan oleh Alkitab. Dan semua nubuat itu tidak berasal dari kehendak manusia, tetapi atas dorongan kuasa Roh Kudus seperti tertulis: "sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh kudus orang-orang berbicara atas nama Allah." (2 Petrus 1:21).
Apalagi keistimewaan Alkitab? Alkitab berkuasa mengubah hati manusia dan mengoreksi kehidupan manusia, karena "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Alkitab dapat mengubah seseorang yang jahat menjadi baik, mantan narapidana bisa menjadi hamba Tuhan. Uang, kekayaan, jabatan tidak dapat mengubah hati manusia, tapi Firman Tuhanlah yang dapat melembutkan hati yang keras, bahkan dapat meleburkan hati yang telah membatu, "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Alkitab berkuasa menuntun manusia kepada Tuhan Yesus. Hal ini diakui Daud,"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Tuhan Yesus adalah pokok, pusat pemberitaan dan harta termahal yang terkandung di dalam Alkitab.“Alkitab jauh sangat bernilai karena tulisan-tulisan yang ada di dalamnya mengandung kuasa dan menuntun manusia kepada keselamatan kekal!”
Apalagi keistimewaan Alkitab? Alkitab berkuasa mengubah hati manusia dan mengoreksi kehidupan manusia, karena "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Alkitab dapat mengubah seseorang yang jahat menjadi baik, mantan narapidana bisa menjadi hamba Tuhan. Uang, kekayaan, jabatan tidak dapat mengubah hati manusia, tapi Firman Tuhanlah yang dapat melembutkan hati yang keras, bahkan dapat meleburkan hati yang telah membatu, "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Alkitab berkuasa menuntun manusia kepada Tuhan Yesus. Hal ini diakui Daud,"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Tuhan Yesus adalah pokok, pusat pemberitaan dan harta termahal yang terkandung di dalam Alkitab.“Alkitab jauh sangat bernilai karena tulisan-tulisan yang ada di dalamnya mengandung kuasa dan menuntun manusia kepada keselamatan kekal!”
Jumat, 27 November 2015
JANGAN MENGUTAMAKAN DIRI SENDIRI
Hagai 1:1-14
Bait Suci adalah tempat di mana kemuliaan Tuhan dinyatakan atas umat-Nya. Sayang, Bait Suci dalam bacaan hari ini telah menjadi puing-puing atau reruntuhan. Oleh karena itu tanpa kenal lelah nabi Hagai mengajak umat Tuhan untuk membangun kembali Bait Suci yang telah runtuh itu. Bagaiman respons mereka? "Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!" (Hagai 1:2).Hagai 1:1-14
Orang-orang tidak menanggapinya dengan serius dan cenderung meremehkan ajakan nabi Hagai. Mereka enggan mendirikan Bait Suci lagi dan lebih suka mendirikan rumah mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada perkara-perkara rohani. Perkara-perkara rohani bukan lagi prioritas utama dalam hidup mereka. Apakah ini yang disebut dengan kemajuan rohani? Bangsa Israel telah mengalami kemunduran rohani yang teramat dalam. Pengalaman bangsa Israel inilah yang mendorong Rasul Paulus untuk mengingatkan jemaat di Galatia, "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!" (Galatia 3:3-4)
Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang percaya saat ini; semangat untuk melayani Tuhan sudah semakin kendor, padahal sebelumnya kita begitu berapi-api bagi Tuhan. Namun setelah semuanya berjalan dengan lancar kita mulai berubah. Hati kita mulai dingin! Kini perkara-perkara duniawi lebih menyita sebagian besar waktu kita. Kita tenggelam dalam kesibukan mengejar materi sampai-sampai waktu untuk bersekutu dengan Tuhan sudah tidak ada lagi, apalagi terlibat dalam pelayanan. Kita biarkan Bait Suci menjadi reruntuhan dan kita sibuk membangun dan mempercantik rumah sendiri. Tuhan berkata, "...tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19). Bukan berarti kita semua harus masuk sekolah Alkitab dan menjadi pendeta atau pelayan Tuhan penuh waktu.
“Apa pun yang kita miliki: waktu, tenaga, talenta, karunia, harta dan sebagainya dapat kita persembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan; jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri saja.”
Sabtu, 28 November 2015
BERKAT DARI KETAATAN
Mazmur 115:1-8
Menjadi seorang yang taat tidak semudah membalikkan telapak tangan, bisa dikatakan berat karena setiap hari kita juga harus terus bergumul dengan kedagingan kita. Namun firman Tuhan tak henti-hentinya menasihati, "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu," (1 Petrus 1:14).Mazmur 115:1-8
Bila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjadi seorang yang taat, karena itu"...janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5b-6). Tetapi ketika kita mau taat kepada Tuhan, kita akan melihat pengalaman-pengalaman yang luar biasa bersama Dia. Seringkali kita tidak dapat melihat dan mengalami mujizat dari Tuhan oleh karena satu hal, yaitu kita tidak taat, karena mujizat justru terjadi ketika kita taat.
Adalah baik bila kita didoakan dan ditumpangi tangan oleh hamba Tuhan ketika sedang sakit, lemah dan dalam pergumulan yang berat karena ada kuasa Tuhan yang bekerja melalui penumpangan tangan tersebut. Namun Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengalami mujizat yang luar biasa bukan karena penumpangan tangan seorang hamba Tuhan; perkara ajaib dan dahsyat terjadi bagi mereka ketika mereka hidup dalam ketaatan. Juga Daniel yang dimasukkan ke dalam gua singa. Mereka adalah pribadi-pribadi yang taat. Selain menghasilkan mujizat yang luar biasa, ketaatan juga akan membuat seseorang memiliki kekuatan. Ia tidak akan mudah goyah, putus asa atau frustasi ketika berada dalam penderitaan dan ujian yang berat karena ia tahu kepada siapa ia berharap. Siapa yang tidak kenal Rasul Paulus? Meski didera ujian dan penderitaan yang berat karena memberitakan injil ia tetap berdiri tegak dan mampu bertahan. Dia berkata, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:31b, 35, 37).
“Di akhir zaman ini Tuhan sedang mencari orang-orang Kristen yang taat; kepadanya akan dicurahkan berkat dan kekuatan!”
Minggu, 29 November 2015
JANGAN RAGUKAN JANJI TUHAN
Mazmur 119:137-144
Sebagai manusia adalah mudah bagi kita untuk berjanji, namun untuk menepati janji itu tidaklah gampang, bahkan seringkali meleset. Banyak orang kecewa karena orang yang diharapkan ternyata telah ingkar janji. Seorang pemuda berjanji hendak menikahi seorang gadis, ternyata janji itu tidak ia tepati, ia malah berpaling ke lain hati dan meninggalkan gadis itu. Janji manusia seringkali berujung pada kekecewaan, padahal pepatah dunia mengatakan bahwa janji adalah utang, sebab itu bayarlah janjimu supaya jangan berutang.Mazmur 119:137-144
Bagaimana dengan Tuhan kalau Dia berjanji? Alkitab menyatakan bahwa "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya," (2 Petrus 3:9a) dan "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Karena itu jangan pernah ragu akan janji Tuhan. Ketika berada dalam pergumulan yang berat jangan pernah putus pengharapan. Pandanglah Tuhan Yesus dan pegang janji firman-Nya. Jangan melihat kepada berapa besar persoalan yang kita alami, tetapi lihat dengan mata iman betapa besar kuasa dan kemampuan Tuhan kita karena kuasaNya sungguh tak terbatas untuk menolong umat-Nya.
Kalau pergumulan doa kita belum juga beroleh jawaban, jangan kecewa! Sebaliknya tetap nanti-nantikan Tuhan dan praktekkan firman-Nya. Salah satu cara: carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang berkenaan dengan masalah yang kita alami, lalu berdoalah sesuai dengan janji Tuhan. Saat kita sedang bergumul dalam masalah ekonomi, pegang ayat ini: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19) dan perkatakan itu dengan penuh iman. Ketika kita sedang diliputi oleh rasa takut katakan pada hatimu, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekeaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Ketika kita sedang bergumul dengan sakit-penyakit pegang janji firman Tuhan ini: "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24b). Kuasa firman Tuhan itu amat dahsyat dan kekuatan janji firman-Nya sangat teruji. Oleh sebab itu peganglah teguh janji firman Tuhan, sediakan waktu untuk belajar dan merenungkan firman-Nya karena Tuhan ada di balik setiap kata dari firman-Nya.
“Tuhan berkata, "...sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku." (Yeremia 1:12)